Evolusi Jam Tangan Dari Waktu Ke Waktu: Fashion Item Yang Tak Ada Matinya
Setiap orang di dunia ini pasti pernah memiliki dan menggunakan jam tangan. Secara tekhnis, jam tangan diciptakan untuk mempermudah manusia melihat dan menentukan waktu.
Namun pada awal perjalanannya, benda ini memiliki tingkat keakuratan yang buruk dalam menunjukkan waktu. Ini semua tidak lepas dari tekhnologi yang belum memadai seperti sekarang.
Tapi anehnya, hal ini tidak serta merta membuat jam tangan ditinggalkan oleh manusia pada masa itu. Benda kecil ini justru semakin banyak diproduksi dan hingga sekarang, banyak orang yang masih menggilai aksesoris penunjuk jam ini.
Jam tangan telah menjadi bagian dari peradaban manusia sejak abad ke 15. Ketika banyak sekali tekhnologi kuno yang mulai tergerus dengan tekhnologi modern, jam tangan justru semakin menancapkan eksistensinya.
Kini saat manusia lebih senang mengecek waktu lewat ponsel mereka, mengapa jam tangan masih tetap relevan terutama di dunia fashion?
Sejak Awal Jam Tangan Diciptakan Sebagai Aksesoris
Jika kamu berfikir hanya manusia modern saja yang melihat jam sebagai aksesoris, kamu salah. Sejak awal, jam selalu dipandang sebagai bagian dari aksesoris oleh banyak orang.
Kalau kamu pernah atau senang menonton film klasik dan film bertemakan sejarah, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan model jam berantai yang biasa diletakkan di saku, kan? Ya, itulah pocket watch yang merupakan cikal bakal dari jam tangan.
Jam Di Masa Kelahirannya
Beberapa sumber mengatakan bahwa alat penunjuk waktu yang dapat dipakai (wearable watch) pertama kali digunakan di Italia pada abad ke 15.
Ada juga yang beranggapan bahwa alat ini pertama kali diciptakan oleh seorang pembuat jam asal Jerman bernama Peter Henlein pada abad ke 16. Henlein menghadiahi pocket watch yang diberi nama Nuremberg Eggs kepada raja dan kemudian dipakai oleh raja seperti liontin pada kalung.
Jam Sebagai Simbol Sosial
Hingga memasuki abad ke 17 dan 18 fungsi jam masih belum berubah. Pada saat itu pocket watch terbuat dari perak dan benda metal berharga lainnya yang dihias dengan ukiran cantik sehingga menampilkan kesan elegan.
Pada masa ini, umumnya pocket watch digunakan oleh pria sebagai bentuk investasi sekaligus menunjukkan status sosialnya di tengah masyarakat. Meskipun tidak begitu umum, wanita juga diketahui menggunakan jam pada masa ini. Jam untuk wanita di masa ini biasanya berukuran lebih kecil dan dicantolkan sebagai liontin kalung atau bagian dari chatelaine (hiasan ikat pinggang).
Transformasi Pocket Watch Menjadi Wrist Watch
Guinness World Records mencatat jam tangan pertama pertama kali dibuat di tahun 1868 oleh perusahaan manufaktur jam di Swiss milik Patek Philippe. Jam tangan kemudian dijual kepada seorang bangsawan wanita di Hungaria pada tahun 1876.
Perubahan pocket watch ke jam tangan berawal dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi pembuatan jam yang ditemukan di beberapa negara Eropa. Selain menemukan cara untuk menambah keakuratan jam, perusahaan pembuat jam juga menemukan bahwa memproduksi wrist watch yang berukuran lebih kecil, lebih menguntungkan karena dapat diproduksi secara masal.
Ide untuk merubah pocket watch menjadi jam tangan (wrist watch) semakin diperluas dengan adanya serangkaian perang di akhir tahun 1800’an dan awal 1900’an yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Seorang pembuat jam bernama Girard-Perregaux menyarankan tentara angkatan laut Jerman untuk menggunakan jam tangan sebagai penunjuk waktu. Peralihan dari pocket watch ke jam tangan ini dinilai penting karena akan lebih memudahkan tentara saat ingin mengecek waktu, ketimbang harus mengeluarkan pocket watch dari kantong.
Akhirnya jam tangan mulai banyak digunakan oleh tentara di masa-masa perang, salah satu contohnya adalah tentara di masa-masa Perang Dunia 1.
Pada masa ini jam tangan beralih fungsi dari aksesoris penunjuk simbol status sosial menjadi alat kebutuhan perang.
Gaung Jam Tangan Di Tengah Pecinta Fashion
Surat kabar New York Times di tahun 1912 pernah membuat headlines berbunyi “The wrist watch is now the fashion of the hour” sebagai tanda mulai diminatinya kembali jam tangan sebagai bagian dari fashion item.
Fakta bahwa jam tangan dikategorikan sebagai alat penting bagi tentara di masa perang, tidak serta merta membuat jam tangan lantas terkenal di kalangan pria. Model jam tangan yang kecil dan ramping justru lebih diminati oleh wanita.
Jam tangan wanita terinspirasi oleh perhiasan yang banyak dipakai oleh wanita sehari-hari. Kepala jam dihias menggunakan batuan onyx atau besi putih dan tali jam yang terbuat dari kain sutra atau satin berwarna hitam menambah kecantikan jam tangan saat itu.
Setelah Perang Dunia 2 selesai, benda berbentuk bundar ini makin banyak dipakai oleh pria dan wanita. Berbagai perusahaan pembuat jam tangan bermunculan dan berlomba menghasilkan jam dengan berbagai model mengikuti trend.
Kini jam tangan dicari bukan hanya karena nilai estetikanya, tapi juga karena nilai kegunaan yang telah melampaui hakikatnya. Dengan diciptakannya peranti smart watch, jam tangan makin berhasil mempertahankan kedudukannya sebagai salah satu alat dan aksesoris yang akan selalu dicari manusia.
Melihat perjalanan yang dilaluinya, tidak berlebihan rasanya jika mengatakan jam tangan adalah salah satu fashion item yang tidak ada matinya. Mungkin hingga 100 tahun ke depan, manusia masih akan tetap menggunakan jam tangan meskipun tekhnologi penunjuk waktu sudah lebih berkembang.
Membeli jam tangan hanya untuk kepentingan fashion semata tidak salah, kok. Jangan lupa untuk selalu memadu-madankan model dan warna jam tangan dengan pakaian yang sedang kamu pakai agar kamu bisa selalu kelihatan fashionable, ya!